MAKALAH
METODE , MODEL
DAN PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Disusun
Oleh:
Agus Hermawan, S.Ag.,M.M.
NIP. 197306122014091001
SD NEGERI TANGGULUN III
DESA TANGGULUN KEC. KADUNGORA KAB. GARUT
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji Syukur saya
panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini, serta shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada
Rasulullah saw, penuntun jalan kebenaran teladan bagi umat dan rahmat bagi umat
manusia di seluruh alam.
Harapan saya semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi para pembaca supaya dapat mempelajari dan mendapatkan
ilmu yang bermanfaat. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh lebih dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun sangat saya harapkan.
Garut, Januari
2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Kata
Pengantar……………………………………………………. i
Daftar
Isi…………………………………………………………… ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………............................................................... 1
B. Tujuan Penulisan Makalah.......................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Islam........................................................ 2
B. Metode Dalam Pendidikan
Islam.................................................. 4
C. Pendekatan Dalam Pendidikan
Islam........................................... 6
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan………………......................................................... 9
B. Saran…………………………................................................... 9
Daftar Pustaka ......................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Metode Pembelajaran merupakan cara atau tekhnik pengkajian
bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guna saat pengkajian bahan pelajaran,
baik secara individual maupun kelompok. Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu proses, perbuatan dan cara mendekati
peserta didik dan mempermudah pelaksanaan pendidikan Islam itu sendiri. Dalam
proses pembelajaran yang berlangsung pasti akan didukung oleh metode dan
pendekatan pembelajaran, karena dalam pembelajaran, apabila sudah menggunakan
kedua sistem diatas maka komponen-komponen pendidikan akan berjalan dengan
baik, khususnya pendidikan Islam baik secara efektif dan efisien. Dalam
pembelajaran metode dan pendekatan tidak bisa dipisahkan karena kedua unsur ini
merupakan alat dan cara yang digunakan untuk menunjang kelancaran pendidikan.
Dilihat dari permasalahan diatas, maka penulis membuat makalah ini dengan judul
“Metode , Model dan Pendekatan dalam Pendidikan Islam ”
B. TUJUAN
Dengan adanya permasalahan diatas
maka penulis mengangkat judul ini dengan tujuan agar para pembaca dapat
memahami bagaimana metode dan pendekatan yang ada dalam pendidikan Islam.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Pendidikan Islam
Kata pendidikan telah didefinisikan
secara berbeda-beda oleh berbagai fakar, yang banyak dipengaruhi pandangan
dunia masing-masing. Tetapi, pada dasarnya semua pandangan yang berbeda itu
bertemu dalam suatu kesimpulan awal, bahwa pendidikan merupakan suatu proses
penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan
hidupnya secara lebih baik.
Pendidikan lebih dari pada sekedar
pengajaran. Kalau pengajaran dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu
belaka, namun pendidikan merupakan transpormasi nilai dan pembentukan
kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Dengan demikian, pengajaran
lebih berorientasi pada pembentukan “Tukang-tukang” atau para spesialis yang
lebih bersifat tekhnis. Perbedaan pendidikan dengan pengajaran terletak pada
penekanan pendidikan terhadappembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik
disamping transfer ilmu dan keahlian.[1] Mengambil makna dari pandangan
tersebut artinya pendidikan secara umum memuat sebuah usaha dan cara-cara yang
dipersiapkan oleh pelaku pendidikan (Guru Pendidik) dengan persiapan yang
matang dan penekanan-penekanan menuju ke arah proses transformasi nilai dan
pembentukan kepribadian yang sesungguhnya tidak mudah dilaksanakan. Jika
kemudian dihubungkan dengan Islam-sebagai sistem keagamaan-kata pendidikan
menimbulkan pengertian-pengertian baru dengan penekanan dan karakteristik yang
berbeda-beda sesuai dengan cara pandang yang digunakan oleh para ahli.
Pendidikan Islam dipandang sebagai sebuah usaha dan cara kerja, paling sedikit
memiliki tiga karakter, Seperti yang ditulis Ayzumardi[2] yaitu Pertama, bahwa
pendidikan Islam memiliki karakter penekanan
pada pencarian ilmu pengetahuan,penguasaan dan penguasaan atas dasar ibadah
kepada Allah SWT; kedua, pendidikan Islam merupakan sebuah pengakuan akan
potensi dan kemampuan seseorang untuk berkembang dalam suatu kepribadia;
ketiga, pendidikan Islam merupakan sebuah pengalaman ilmu atas dasar tanggung
jawab kepada Tuhan yang Maha Esa. Sementara Zakiyah Daradjat[3] mendefinisikan,
bahwa pendidikan Islam merupakan usaha dan kegiatan yang dilaksanakan dalam
rangka menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi
contoh, melatih keterampilan berbuat, memberi motivasi dan menciptakan
lingkungan sosial yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi muslim.
Sejalan dengan pandangan Darajat, Ahmad D. Marimba[4] memberikan titik fokus
usaha pendidikan islam, yaitu terletak pada bimbingan jasmani dan rohani menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam. Dari sini
jelas bahwa sanya pendidikan Islam sebagai sebuah usaha manusia biasa yang
menempati posisi mulia sebagai tugas kemanusiaan dan kehambaan, karena terjalin
dalam rangka hubungan antara manusia sekaligus bernilai ibadah kepada tuhan.
Umat Islam sendiri mengakui,
sesungguhnya kegiatan pendidikan merupakan sebuah sarana melaksanakan kegiatan
menurut ilmu (uthlub al-ilm). Untuk itulah ajaran islam dijadikan sumber
filosofi teratas, sebagaimana dikutip dari al-syaibani : “siapa saja yang
meneliti agama Islam dengan berbagai sumber Islam dan sunah, qiyas syar’i,
ijma’ yang diakui, ijtihad dan tafsir yang benar yang dibuat oleh ulama-ulama
kita yang soleh sepanjang zaman akan terdapat pada setiap hal itu akan
terbentuk pikiran yang menyeluruh dan terpadu tentang alam jagad, manusia,
masyarakat dan bangsa, pengetahuan manusia dan akhlak…..selain itu orang yang
mengkaji islam pada berbagai subernya….. akan keluar dengan pikiran-pikiran
universal dan terpadu tentang filsafat wujud, filsafat pengetahuan, dan
filsafah nilai. Inilah yang diperlukan pendidik dalam membina pendidikan yang
sebaik-baiknya.”[5] Menurut Syaibany ini mengingatkan kita, bahwa pada
pengertian global ajaran islam telah memberikan konsep dasar filosofis,
berkaitan dengan unsur pendidikan secara umum (tataran paidagogis). Kemudian
dari konsep dasar itu itulah pada ahli atau pemikiran mengembangkannya dari
ide-ide dan tekhnis spesipik terkait dengan cara-cara mendidik, starategi belajar
– mengajar, dan sebagainya dengan lebih prosedural berdasarkan tatanan
didaktik-metodik. Satu dari sekian luas kajian dalam ruang lingkup pendidikan
islam adalah aspek metodeloginya. Dalam metodelogi pendidikan antaralain
membahs tentang metode (cara), usaha, pendekatan, tekhnik, dan starategi yang
dapat digunakan untuk mencapai semua tujuan-tujuan yang ingin diraih dalam
kegiatan pendidikan Islam.
B. Metode Dalam Pendidikan Islam
Metode dalam pendidikan islam (Umum
dan Agama Islam) mempunyai peranan penting dalam mewujudkan tujuan-tujuan yang
diciptakan bersama. Karena itu metode menjadi sebuah sarana yang bermakna dalam
menyajikan pelajaran, sehingga dapat membantu siswa memahami bahan-bahan
pelajaran untuk mereka. Arifin Muzayin[6] mengingatkan, bahwa tanpa metode suatu materi pelajaran tidak akan dapat
memproses secara efisien dan efektik dalam pendidikan.
Ada tiga pendekatan dalam kajian
pendidikan yaitu pendekatan historis, filosofis, dan sosiologis. Pendekatan
historis adalah pendekatan keilmuan dengan sejarah. Pendidikan ini di
komparasikan dengan fakta yang terjadi dan berkembang dalam waktu dan
tempat-tempat tertentu un tuk mengetahui persamaan dan perbedaan dalam suatu
permasalahan[7] pendekatan filosofis adalah pendekatan yang berhubungan dengan
kehidupan sosial[8] ketiga pendekatan ini sangat berguna untuk mempelajari data
yang relevan dengan permasalahan pendidikan.
Ada beberapa metode dalam
melaksanakan pendidikan islam, setidaknya ada 15 metode, yaitu : ceramah, tanya
jawab, mengambil pelajaran, mengkongkritkan masalah, penugasan, peragaan,
diskusi, mmemberi perumpamaan, kunjungan ilmiah, korespondensi, hafalan,
memberi pemahaman, memberikan pengalaman, mempermudah, dan mengembirakan.[9]
Arifin Muzain, membagi metode-metode pendidikan Islam menjadi 16 macam, yaitu :
berfikir, induktif deduktif, praktik, jihad, situasional, kelompok,
intruksional, cerita, bimbingan, dan penyuluhan, pemberian contoh dan teladan,
diskusi, soal-jawab, imstal, khitbah, targhib dan tarhieb, dan acquistion selaf
education, serta taubat dan ampunan.[10] Dari dua teori diatas tampaknya
metode-metode pendidikan islam cukup banyak, namun dalam keragaman metode
tersebut antara yang satu dengan yang lainnya memiliki kesamaan. Jika
dikombinasikan berdasarkan dua teori diatas, maka metode-metode pendidikan
Islam dan dibagi kedalam 11 macam, sesuai dengan metode-metode tersebut adalah
: Metode ceramah adalah cara penyampaian materi pendidikan melalui komunikasi
satu arah yaitu dari pendidik kepada peserta didik (one way traffic
comunication). Metode ini agak identik dengan tausiyah (memberi nasihat), dan
khutbah. Metode soal jawab adalah dengan cara, satu pihak memberikan pertanyaan
sementara piahak lainnya memberikan jawaban. Dalam pengajaran, guru dan atau
peserta didik dapat memberikan pertanyaan ataupun jawaban. Metode I’tibar
adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara mengambil pelajaran, hikmah, dan
pengartian dari sebuah peristiwa dan atau kisah yang terjadi. Biasanya metode
ini terkait dengan penyampaian metode Cerita atau Ceramah. Metode Resitasi
adalah metode pendidikan dengan pemberian tugas. Biasanya metode ini terdiri
dari tugas individu dan kerja kelompok. Metode ini dimaksudkan agar proses
mengetahui dan memahami ilmu pengetahuan lebih efektif. Metode diskusi adalah
pendidikan yang dilakukan dengan cara bertukar pikiran, pendapat dengan
menetapkan pengertian dan sikap terhadap suatu masalah. Dengan metode ini
peserta didik akan mencapai titik kebenaran. Metode tamsiliyah adalah cara
memberikan perumpamaan kepada yang lebih faktual. Pendidikan dengan metode ini
dapat memberikan pelajaran-pelajaran berharga dari perumpamaan-perumpamaan
kepada peserta didik. Metode mukatabah adalah pendidikan dengan cara
korespondensi atau membuat surat-menyurat dalam berbagai tema (bahan
pelajaran). Dengan metode ini hasil pengajaran yang disampaikan oleh pendidik
akan lebih berkesan dan terkumpul dalam tulisan. Metode tafhim adalah
pendidikan dengan cara memahami apa-apa yang telah diperoleh dari belajar
sendiri atau dengan guru pendidik. Dengan metode ini peserta didik dituntut
untuk lebih aktif mendapatkan makna secara mendalam terhadap bahan yang
diterimanya. Metode cerita adalah pendidikan dengan membacakan sebuah cerita
yang mengandung pelajaran baik. Dengan metode ini peserta didik dapat menyimak
kisah-kisah yang diceritakan oleh guru, kemudian mengambil pelajaran dari
cerita tersebut. Metode pemberitahuan contoh dan tauladan adalah pendidikan
yang dilakukan dengan cara memberikan contoh-contoh yang baik (uswahtun
al-hasanah) berupa prilaku nyata, khususnya ibadah dan akhlak. Contoh tauladan
ini merupakan pendidikan yang mengandung nilai paradadogis tinggi bagi peserta
didik. Metode aquistion atau self education adalah metode pendidikan diri
sendiri. Pendidikan dengan metode Self Education dilakukan dengan memberikan
dorongan agar peserta didik dapat belajar dan membina diri mereka sendiri,
setelah itu barulah dapat membina orang lainnya. Berdasarkan dari penjelasan
diatas jelaslah bahwa pentingnya metode dalam pendidikan. Karena dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar seorang guru menjalankan metode
pembelajaran yang beraneka ragam akan membuat sarana kelas menjadi baik dan
kelangsungan pembelajaran menjadi nyaman. Khususnya dalam pendidikan Islam
C. Pendekatan Dalam Pendidikan Islam
Pendekatan berarti proses,
perbuatan, dan cara mendekati.[11] Dari pengertian ini pendekatan pendidikan'
dapat diartikan sebagai suatu proses, perbuatan, dan cara mendekati dan
mempermudah pelaksanaan pendidikan. Jika dalam kegiatan pendidikan, metode
berfungsi sebagai cara mendidik, maka pendekatatan berfungsi sebagai alat bantu
agar penggunaan metode tersebut mengalami kemudahan dan keberhasilan. Selain
metode-metode memiliki peranan penting dalam kegiatan pendidikan Islam,
pendekatan-pendekatan juga menempati posisi yang berarti pula untuk memantapkan
penggunaan metode-metode tersebut dalam proses pendidikan, terutama proses
belajar mengajar. Pendekatan pendidikan Islam yang seharusnya dipahami dan
dikembangkan oleh para pendidik adalah meliputi:
1.
Pendekatan
Psikologis. Yang tekanannya diutamakan pada dorongan-dorongan yang bersifat
persuasif dan motivatif, yaitu suatu dorongan yang mampu menggerakan daya
kognitif (mencipta hal-hal baru), konatif (daya untuk berkemauan keras), dan
afektif (kemampuan yang menggerakkan daya emosional). Ketiga daya psikis
tersebut dikembangkan dalam ruang lingkup penghayatan dan pengamalan ajaran
agama di mana faktor-faktor pembentukan kepribadian yang berproses melalui
individualisasi dan sosialisasi bagi hidup dan kehidupannya menjadi titik
sentral perkembangannya.
2.
Pendekatan
sosial-kultural: yang ditekankan pada usaha pengembangan sikap pribadi dan
sosial sesuai dengan tuntutan masyarakat, yang berorientasi kepada kebutuhan
hidup yang semakin maju dalam berbudaya dan berperadaban. Hal ini banyak
menyentuh permasalahan-permasalahan inovasi ke arah sikap hidup yang
alloplastis (bersifat membentuk lingkungan sesuai dengan ide kebudayaan modern
yang dimilikinya), bukannya bersifat auto plastis (hanya sekedar menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang ada)
3.
Pendekatan
Religik. Yakni suatu pendekatan yang membawa keyakinan (aqidah) dan keimanan
dalam pribadi anak didik yang cenderung ke arah komprehensif intensif dan
ekstensif (mendalam dan meluas). Pandangan yang demikian, terpancar dari sikap
bahwa segala, ilmu pengetahuan itu pada hakikatnya adalah mengandung
nilai-nilai ke-Tuhanan. Sikap yang demikian harus di internalisasikan (dibentuk
dalam pribadi) dan di eksternalisasikan (dibentuk dalam kehidupan di luar diri
pribadinya.
4.
Pendekatan
historis, yang ditekankan pada usaha pengembangan pengetahuan, sikap dan nilai
keagamaan melalui proses kesejarahan. Dalam hubungan ini penyajian serta faktor
waktu secara kronologis menjadi titik tolak yang dipertimbangkan dan demikian
pula faktor keteladanan merupakan proses identifikasi dalam rangka mendorong
penghayatan dan pengamalan agama.
5.
Pendekatan
komparatif. Yaitu pendekatan yang dilakukan dengan membandingkan suatu gejala
sosial keagamaan dengan hukum agama yang ditetapkan selaras dengan siatuasi dan
zamannya. Pendekatan komparatif ini sering diwujudkan dalam bentuk komparatif
studi, baik di bidang hukum agama maupun j uga antara hukum agama itu sendiri
dengan hukum lain yang berjalan, seperti hukum adat, hukum pidana/perdata, dan
lain-lain.
6.
Pendekatan
filosofis. Yaitu pendekatan yang berdasarkan tinjauan atau pandangan falsafah.
Pendekatan demikian cenderung kepada usaha mencapai kebenaran dengan memakai
akal atau rasio. Pendekatan filosofis sering dipergunakan sekaligus dengan pola
berpikir yang rasional dan membandingkan dengan pendapat-pendapat para ahli
filsafat dari berbagai kurun zaman tertentu beserta aliran filsafatnya.
Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam
kelangsungan belajar mengajar. Sehingga tercapai tujuan pendidikan yang
diharapkan dan lebih bisa menunjukkan keberhasilan pendidikan anak didik yang
berdasarkan Skill yang dimilikinya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan
Islam merupakan usaha dan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka menyampaikan
sebuah agama, dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, memberi contoh, melatih
keterampilan dan berbuat, menciptakan kepribadian Muslim. Dalam rangka
membentuk itu semua, untuk mengajukan pendidikan Islam yang ada, misalnya dalam
perkembangan kemajauan intelektual pendidikan. Metode dan pendekatan yang di
jalankan dalam pendidikan islam merupakan suatu cara alat untuk lebih
meningkatkan tarap kemampuan dan keintelektualan bagi peserta didik. Dalam hal
ini semua, metode dan pendekatan dalam pendidikan Islam yaitu Usaha, jalan
untuk meningkatkan Serius dalam diri Muslim itu sendiri. Dan kemajuan akhlak
yang ada bagi peserta didik.
B.
Saran
Dari makalah yang saya buat semoga akan menjadikan manfaat
bagi kita semua. Namun, penulis menyadari dari pembuatan makalah ini banyak
sekali kesalahan baik dari tulisan maupun kata-katanya. Penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Syaibani, Omar Muhammad Al-Thoumy, Falsafah Pendidikan
Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1979
Ali, A. Mukti. Metodologi penelitian Agama; sebuah
pengantar, taudik Abdullah dan M. Rusli Karim (Ed), Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya. 1989
Arifin, Muzayyin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum)
Jakarta: Bumi Aksara. 1991.
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam (Tradisi dan Modernisasi
Menuju Millenium baru) Ciputat: Logos, 2000
Daradjat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi
Aksara, 1992
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Marimba.
Ahmad D. Filsafat Pendidikan Islam: Bumi Aksara, 1976 [1]
Ayzumardi azra, pendidikan Islam (tradisi dan modernisasi
menuju Milenium baru) ciputat : Logos, 2000, h. 3-4. [2] Ibid h.10 [3]
Zakiyah Daradjat, ilmu pendidikan islam. Jakarta : Bumi
Askara, 1992, h. 27 [4] Ahmad D. Marimba, Filsafat pendidikan islam jakarta :
Bumi Askara, 1976, h. 85 [5]
Omar Muhammad At-Thoumy Al-syaibany, falsafah pendidikan
Islam.jakarta : Bulan Bintang, 1979, h. 39 [6]
Arifin Muzain, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum)
jakarta : Bumi Askara, 1991, h. 97 [7]
Arifin Muzain, Ilmu Pendidikan Islam, jakarta : Bumi Askara,
1996, h.160 [8]
Mukti Ali, Metodologi Penelitian Agama :sebuah pengantar, Taudik
Abdullah dan M. Rusli Karim (Ed), Jogyakarta : tiara wacana Jogya, 1989, h. 74.
[9]
Syaiful
Bahri djamarah dan Aswan zain, Starategi Belajar Mengajar, Jakarta : renika
Cipta, 1995, h. 253 [10]
Arifin
Muzain, Ilmu Pendidikan Islam,op. cit, h 65-80. [11]
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka, 1999, h. 218
Tidak ada komentar:
Posting Komentar